Kamis, 10 Desember 2009

Bayangan Hutan 2

Ia menemukan pintu kecil yang terbuka, yang menuju kolong rumah. Di kolong rumah ini ia menemukan peti yang mana terdapat rantai perak kecil di dalamnya. Ia pun menyusuri kolong rumah tersebut sampai akhirnya berhasil mencapai di jalan, ia langsung menuju gerbang desa. Sayangnya disana Ami tidak menemukan pemuka adat, yang ada adalah dinding kayu yang tingginya melebihi atap rumah warga, mengelilingi seluruh desa. Obor2 di dalam desa pn meredup, hantu2 bergentayangan. Ami kemudian menuju rumah pemuka adat, disana ia bertemu seorang temannya, yang mana memberitahu Ami bahwa di dalam ruma tersebut terdapat setan luak.    Ami mengurungkan niatnya untuk memasuki rumah pemuka adat, ia mengendap-endap lagi untuk menuju rumah yang lain, di kolong rumah itu ia menemukan peti berisi sebuah kunci.
Saat Ami hendak keluar dari rumah tersebut, tiba2 muncul hantu yang menyergap teman Ami dan dlm sekejab temannya beserta hantu itu menghilang. Ami tergesa-gesa menjauhi tempat itu, berlari di jalan desa sampai ia menabrak bus yang membawa mereka. Walau pintu bis itu terkunci tetapi bagasi bus itu terbuka D dalamnya Ami menemukan alat radio panggil, kotak P3K, senter & alat2 survivor yang ditinggalkan oleh Mapala. Lalu sekilas Ami melihat hantu mendekatinya, tanpa pikir panjangpun Ami memasuki bagasi itu.
Selagi menunggu hantu itu menjauh dari bus, ami dengan bantuan senter mencoba alat radio panggil tersebut. Walau dapat aktif tetapi tidak terdapat sinyal. Dari celah pintu bagasi Ami melihat hantu itu menjauh. Di sisi lain ia melihat seorang guru tertatih-tatihkarena luka, berjalan mengendap-endap melalui kolong rumah.
Tiba-tiba bus tersebutberguncang hebat, ami langsung memasukkan barang2 sekitarnya kedalam sebuah tas  di dekatnya kecuali radio panggil tsb karena terlalu berat. Saat guncangan itu berhenti Ami langsung keluar dan berlari menuju tempat terakhir guru yang dilihatnya berada. Sampai di kolong rumah yang dimaksud ami mendongkak ia melihat bus itu terguncang hebat sampai akhirnya ambruk ke tanah. Dengan ngeri Ami pun mencari jejak guru yang tadi dilihatnya, tak lama ia pun menemukan sebuah pintu yang menuju ruang di bawah tanah. Pintu itu tidak terkunci & membuatnya dapat membuka pintu tsb.
Dari atas ia dapat melihat di dalam ruangan terdapat kira2 10 orang, yang mana 7 orng siswi & 3 orng guru, yang terkejut memandang Ami. Beberapa terlihat lega bahwa manusia hiduplah yang membuka pintu & yang lainnya berseru agar secepatnya Ami turun & menutup pintu. Sesampainya di bawah Farah yang merupakan ketua kelas 3 IPS 2 menanyakan bagaimana keadaan diluar & cara Ami menemukan ruangan ini. Sambil menceritakan pengalamannya Ami memberikan kotak P3K untuk mengobati yang terluka. Dari Farah Ami mengetahui bahwa hanya terdapat 20 yang berada di desa ini, 15 siswi & 5 orang guru sedangkan penduduk desa seakan-akan raib. Ia juga mengetahui 5 siswi & 2 guru menhilang setelah tertangkap hantu, yang lainnya tidak diketahui keberadaannya.
Farah mengatakan, ketika ia memimpin beberapa siswi bersembunyi di kolong rumah ke kolong rumah lainnya agar tidak tertangkap hantu. Ia lalu bertemu pak Teguh yang menemukan sebuah tempat persembunyian ini, yang mana bebas dari hantu.
Sarah, wakil ketua kelas 3 IPS 1 menanyakan tentang radio panggil yang ditemukan Ami. Menurutnya apabila radio itu dibawa kehalaman maka radio itu akan dapat berfungsi sepenuhnya. Maka Sarah, Farah, 3 siswi & 2 guru lainnya keluar dari ruangan itu untuk menjalankan rencana tadi. Ami yang ketakutan memilih tetap berada di dalam ruangan, sesaat mereka pergi Ami bertanya pada Lisa, teman sekelas Ami tentang pemuka adat. Lisa mengatakan bahwa orang itu berada di rumahnya karena ia melihat pemuka adat masuk ke rumahnya dengan diikuti oleh setan luak.
Ami kemudian melihat2 ruangan tersebut, ada lampu minyak beserta dirigennya, beberapa kotak kayu yang berisi baju2 adat, sebuah meja kayu kecil yang terdapat kalung bandul lalu sehelai kain daerah tergantung di dindingnya. Ami mengambil kalung tersebut & sebuah baju adat.
Lisa memperhatikan Cici yang menyender ke kain adat itu terlihat gelisah. Ketika ia tanyakan alasannya ternyata bahwa dinding yang ia senderkan terasa basah. Lisa menyentuh & menyibak kain itu maka di sentuhnya dinding itu dan terasa gembur & lembab maka dengan sedikit dorongan dinding itupun hancur, menampakkan sebuah lorong kecil bagi 1 orang. Saat itulah terdengar teriakan melengking & suara berdebum yang keras. Beberapa siswi pun keluar untuk mengecek.

Nyambung lagi nanti...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar